Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

Laporan Arus Kas

Diposting oleh Anonim Senin, 14 September 2009 83 komentar


  1. PENGERTIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi serta kegiatan keuangan.
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi, namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta pengembalian uang kepada mereka.

 
  1. BENTUK/METODE PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Terdapat dua bentuk penyajian laporan arus kas, yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak langsung. Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau pengeluaran kas. Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi. Berikut ini diberikan contoh bentuk laporan arus kas dengan metode langsung dan metode tidak langsung.

 
Metode Langsung
              
  
PT ABC 
  
  
LAPORAN ARUS KAS 
  
  
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 
  
  
(dalam Rupiah) 
  
    
  Arus kas yang berasal dari kegiatan operasi :   
  Kas yang diterima dari pelanggan 
951.000  
  
  Dikurangi :   
  Kas untuk membeli persediaan 
555.200  
  
  Kas untuk membayar biaya operasi 
259.800  
  
  Kas untuk membayar biaya bunga 
14.000
  
  Kas untuk membayar pajak 
29.000  
  
  
SelengkapnyaLaporan Arus Kas

Akuntansi untuk Ekuitas

Diposting oleh Anonim 2 komentar

  1. PENGERTIAN EKUITAS

Ekuitas merupakan besarnya kepentingan/hak pemilik perusahaan pada harta perusahaan. Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri merupakan harta dan sisi kanan merupakan hutang dan ekuitas. Sisi kiri merupakan sumber daya yang dikuasai perusahaan sedangkan sisi kanan menunjukkan besarnya kepentingan kreditor dan pemilik terhadap harta perusahaan. Besarnya kepentingan pemilik atas harta perusahaan disebut ekuitas.


 

  1. BENTUK PERUSAHAAN

Terdapat beberapa bentuk perusahaan yaitu perusahaan perorangan, persekutuan dan perseroan terbatas serta koperasi. Walaupun secara hukum perusahaan perseorangan tidak diakui sebagai entitas yang terpisah dengan pemiliknya, namun menurut pandangan akuntansi perusahaan perorangan terpisah dari pemiliknya. Perseroan terbatas menurut pandangan hukum merupakan entitas yang dapat melakukan kegiatan seperti manusia sehingga dapat dikatakan bahwa PT merupakan entitas buatan (artificial entity). Pada modul ini pembahsan ditekankan pada perseroan terbatas.


 

  1. KARAKTERISTIK PERSEROAN TERBATAS

Jika dilihat dari sudut pandang akuntansi PT adalah suatu perusahaan yang kepemilikannya diwujudkan dengan saham. Saham merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh perseroan. Seseorang atau lembaga yang ikut serta menyerahkan sumber daya (harta) ke perseroan akan diberikan saham. Mereka disebut pemegang saham.


 

  1. JENIS-JENIS SAHAM

Perseroan kadangkala menerbitkan saham biasa dan saham prioritas. Saham prioritas memiliki kelebihan dibanding dengan saham biasa, misalkan dalam pembagian dividen atau dalam hal terjadi likuidasi. Dividen adalah pembagian sesuatu kepada para pemegang saham. Karena memiliki karakteristik yang sedikit berbeda, akuntansinya biasanya dipisah antara saham biasa dengan saham prioritas/preferen.


 

  1. PENERBITAN SAHAM

Karena adanya proses penerbitan saham maka status saham dapat bermacam-macam yaitu :

  1. Saham yang sudah diotorisasi
  2. Telah dipesan tetapi belum diserahkan ke pembeli
  3. Beredar yaitu telah dijual diserahkan kepada para pemegang saham
  4. Dibeli kembali dan disimpan oleh perusahaan
  5. Dibatalkan


 

  1. PENJUALAN SAHAM SECARA TUNAI

Jika dilihat dari nilai yang ditetapkan suatu saham, terdapat tiga jenis saham yaitu : (1) Saham dengan nilai nominal, disurat saham ditulis nilai nominalnya. (2) Saham dengan nilai ditetapkan, di dalam surat saham tidak ditulis nilai nominalnya namun perusahaan menetapkan nilainya. (3) Saham tanpa nilai nominal dan nilai yang ditetapkan

  1. Saham dengan nilai nominal

Untuk daham yang bernilai nominal atau niali yang ditetapkan, akuntansinya sama yaitu rekening modal saham akan dikredit sebesar nilai nominal atau nilai yang ditetapkan. Jika ada selisih antara nilai yang ditetapkan/nominal dengan uang yang diterima, selisih tersebut dicatat sebagai diskon (jika harga jual saham < nilai nominal saham) atau agio jika sebaliknya. Misalkan perusahaan menjual 1000 saham biasa yang nilai nominalnya adalah Rp10.000,00 tunai. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :


 

  1. Harga jualnya Rp10.000,00 per lembar

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

 

Kas 

10.000.000 

 
 

Modal Saham 

 

10.000.000 


 

  1. Harga jualnya Rp10.000,00 per lembar

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

 

Kas 

11.000.000 

 
 

Modal Saham

 

10.000.000 

 

Agio Saham 

 

1.000.000 


 

  1. Harga jualnya Rp9.500,00 per lembar

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

 

Kas 

9.500.000 

 
 

Disagio Saham 

500.000 

 
 

Modal Saham 

 

10.000.000 


 

  1. Saham tanpa nilai nominal

Untuk saham tanpa nilai nominal/ditetapkan, rekening modal saham akan dikredit sebesar uang yang diterima tersebut. Misalkan perusahaan menjual 1000 saham biasa tanpa nilai nominal tunai. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :

  1. Harga jualnya Rp 10.000,00 per lembar

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit

 

Kas 

10.000.000 

 
 

Modal Saham 

 

10.000.000 


 

  1. Harga jualnya Rp 10.000,00 per lembar

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

 

Kas 

11.000.000 

 
 

Modal Saham 

 

11.000.000 


 

  1. Harga jualnya Rp 9.500,00 per lembar

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

 

Kas 

9.500.000 

 
 

Modal Saham 

 

9.500.000 


 


 


 


 

  1. PENJUALAN SAHAM DENGAN DITUKAR DENGAN HARTA NON KAS

Jika saham diterbitkan perusahaan sebagai pembayaran atas perolehan harta non cash seperti aktiva tetap, pertukaran ini akan dicatat sebesar harga pasar dari saham atau harga pasar aktiva tetap yang diperoleh mana yang lebih dapat diandalkan. Misalkan perusahaan membeli sebidang tanah dengan menyerahkan 2000 lembar saham yang nilai nominalnya adalah Rp10.000,00 per lembar. Harga pasar tanah sebesar Rp30.000.000,00, ayat jurnal yang dibuat adalah :

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

 

Tanah

30.000.000

 
 

Modal Saham 

 

20.000.000

 

Agio Saham 

 

10.000.000


 


 

  1. PENJUALAN SAHAM DENGAN PEMBAYARAN SECARA BERTAHAP

Jika saham dijual dengan pembayaran bertahap atau dengan pesanan, saham mestinya baru diserahkan setelah harga saham dilunasi oleh pemesan saham. Pada saat perusahaan menerima pesanan saham, perusahaan akan mencatat piutang pemesanan saham dan jika menerima ung rekening piutang dikredit. Setelah lunas, saham diserahkan ke pemesan. Misalkan perusahaan pada tanggal 1 April 2003 menjual 1.000 lembar saham biasa dengan nominal Rp10.000,00 per lembar dengan hraga Rp 11.000,00 per lembar. Saat itu diterima kas 50% dari harga jualnya. Sisanya dibayar dua kali yaitu pada tanggal 1 Mei dan 1 Juni. Pada tanggal 1 Juni saham diserahkan ke pemesan. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut :


 

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

2003

April 1


 

Piutang pemesanan Saham


 

11.000.000

 
 

Saham yang dipesan

 

10.000.000

 

Agio Saham

 

1.000.000

April 1

Kas

5.500.000

 
 

Piutang pemesanan saham

 

5.500.000 

Mei 1

Kas

2.750.000

 
 

Piutang pemesanan saham

 

2.750.000 

Juni 1

Kas

2.750.000

 
 

Piutang pemesanan saham

 

2.750.000 

 

Saham yang dipesan

10.000.000

 
 

Modal Saham

 

10.000.000 


 

  1. DIVIDEN SAHAM BIASA DENGAN SAHAM PREFEREN

    Jika perusahaan telah memutuskan membayar dividen dan saham yang beredar terdiri dari saham biasa dan saham preferen, dividen itu harus dialokasikan ke para pemegang saham biasa dan saham preferen.


    1. Terdapat saham preferen non kumulatif. Saham preferen non kumulatif adalah saham preferen yang jika dividen satu tahun tidak dibayar, maka jumlah dividen ini tidak wajib dibayar pada tahun-tahun berikutnya. Misalkan dividen saham preferen tahun 2000 tidak dibayar, maka jika pada tahun 2001 ada pembagian dividen tahun 2001 maka dividen tahun 2000 tidak dibayar. Untuk mengetahui alokasi dividen berikut contoh sebagai berikut :

      PT ABC telah menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5% saham preferen nominal Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001 perusahaan tidak membayar dividen kepada para pemegang saham preferen. Pada tahun 2002 perusahaan mengumumkan dividen tunai sebesar Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan sebagai berikut :

Dividen

Tahun/keterangan 

Saham Preferen 

Saham Biasa 

Jumlah 

2000 

0 

0 

0 

2001 

0 

0 

0 

2002 

2.500.000 

7.500.000 

10.000.000 

Dividen Per Lembar 

500 

750 

 


 

  1. Terdapat saham preferen kumulatif

PT ABC telah menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dan 5.000 lembar 5% saham preferen kumulatif nominal Rp10.000,00 per lembar. Pada tahun 2000 dan 2001 perusahaan tidak membayar dividen kepada para pemegang saham preferen. Pada tahun 2002 perusahaan mengumumkan dividen tunai sebesar Rp6.000.000,00. Dividen ini akan dialokasikan sebagai berikut :


 

Dividen

Tahun/keterangan 

Saham Preferen 

Saham Biasa 

Jumlah 

2000 

2.500.000 

0 

0 

2001 

2.500.000 

0 

0 

2002 

2.500.000 

2.500.000 

10.000.000 

Dividen Per Lembar 

1.500 

250 

 


 

  1. PEMBAYARAN DIVIDEN TUNAI

    Ada beberapa transaksi yang berhubungan dengan pembayaran dividen , yaitu pada saat pengumuman, pencatatan nama pemegang saham dan saat pembayaran. Misalkan PT ABC dalam contoh di atas mengumumkan dividen tunai pada tanggal 1 April 2003 sebesar Rp10.000.000,00 yang dibayar pada tanggal 21 April untuk para pemegang saham yang tercatat pada tanggal 12 April 2003. Jurnal yang dibuat adalah :

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

2003

April 1


 

Dividen


 

11.000.000

 
 

Hutang Dividen

 

10.000.000

April 12

Tidak ada jurnal

  
    

April 21

Hutang dividen

10.000.000

 
 

Kas

 

10.000.000 


 


 

  1. DIVIDEN SAHAM

    Kadangkala perusahaan membagi saham perusahaan kepada para pemegang saham. Misalkan PT ABC yang telah menerbitkan 10.000 lembar saham pada tanggal 2 April 2003 mengumumkan pembagian dividen saham sebesar 10%. Nominal saham perusahaan Rp10.000,00 dan pasar diperdagangkan dengan harga Rp11.000,00. Saham akan dibagi pada tanggal 25 April 2005. Jurnal yang dibuat sehubungan dengan dividen saham tersebut adalah :


     


     

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

2003

April 2


 

Dividen Saham


 

11.000.000

 
 

Saham yang akan dibagi

 

10.000.000

 

Agio Saham 

 

1.000.000 

    

April 21

Saham yang akan dibagi

10.000.000

 
 

Modal Saham

 

10.000.000 


 


 

  1. PROPERTY DIVIDEND

    Property Dividen adalah pembagian ke pemegang saham dalam bentuk harta selain kas. Misalnya saham perusahaan lain. Saham perusahaan lain ini merupakan investasi. Sebagai contoh PT ABC memiliki 1000 lembar saham PT Amanah dengan harga beli Rp10.000.000,00. Pada tanggal 5 April 2003, saham PT Amanah akan dibagikan kepada para pemegang saham PT ABC. Harga pasar saham PT Amanah saat itu Rp12.000.000,00. Jurnal pembagian saham tersebut adalah :

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

2003

April 5


 

Dividen Property


 

12.000.000

 
 

Investasi pada Surat Berharga

 

10.000.000

 

Laba Pelepasan Saham Investasi 

 

2.000.000 


 


 

  1. PEMBATASAN SALDO LABA

    Saldo laba yang besar dapat dijadikan dasar untuk membayar dividen. Untuk tujuan tertentu kadangkala saldo laba ini dibatasi agar ridak dibagi dalam bentuk dividen. Pembatasan ini dilakukan untuk beberapa tujuan seperti melindungi kreditor jika perusahaan membeli kembali saham perusahaan. Membeli saham sendiri hakekatnya sama dengan mengembalikan uang kepada pemilik. Karena yang berkepentingan terhadap harta perusahaan adalah kreditor dan pemilik, jika perusahaan mengembalikan uang ke pemilik, kreditor akan terancam kepentingannya. Oleh karena itu pembayaran dividen yang hakekatnya pengembalian harta ke pemilik perlu dibatasi dengan cara mengikat (membatasi) saldo laba. Sebagai contoh pada tanggal 2 Januari 2003 perusahaan telah membeli saham sendiri dengan harga Rp10.000.000,00. Kemudian perusahaan mengikat laba ditahan sebesar Rp10.000.000,00 dengan jurnal :


     

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

2003

Januari 1


 

Saldo laba


 

10.000.000

 
 

Saldo laba yang terikat

 

10.000.000


 

Jika pada tanggal 1 Maret 2003 saham perbendaharaan ini dijual kembali, maka jurnal di atas dibalik sebagai berikut :

Tgl 

Akun

Debit 

Kredit 

2003

Maret 1


 

Saldo laba yang terikat


 

10.000.000

 
 

Saldo laba

 

10.000.000


 


 

SelengkapnyaAkuntansi untuk Ekuitas

Akuntansi Hutang

Diposting oleh Anonim 334 komentar

  1. PENGERTIAN

Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari hutang dan modal. Hutang menunjukkan besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan. Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada harta perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat harta, hutang dan modal.

Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yan digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas kegiatan pendanaan yang berasal dari kreditur. Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di masa datang yang bersifat probable
yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :

  1. Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
  2. Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang bersifat probable (hampir pasti).
  3. Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.


     

  1. KLASIFIKASI HUTANG

    Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.


     


     

  2. PENGUKURAN HUTANG

    Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang. Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.

    Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu :

    1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari wesel atau obligasi.
    2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan contohnya.
    3. Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang bersyarat dapat dibagi menjadi :
      1. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
      2. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
      3. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.


     

  3. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK

    Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (Account Payable), serta berbagai hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan sebagainya. Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan sebesar nilai sekarangnya.

    1. Hutang operasional

No. 

Jenis Hutang 

Perlakuan 

1. 

Account Payable 

Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.

2. 

Hutang biaya 

Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar. 


 

  1. Pinjaman jangka pendek

    Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga. Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus membayar nominal wesel juga harus membayar bunga.

    1) Hutang Wesel Berbunga (Interest Bearing Notes Payable)

    Misalkan perusahaan pada tanggal 2 April 2004 perusahaan menerbitkan sebuah promes nilai nominal Rp1.000.000,00 bunga 12% setahun yang akan jatuh tempo 30 Juni 2004 sebagai pelunasan hutang usaha. Jurnal yang dibuat pada tanggal 2 April adalah sebagai berikut :


     


     


     

2004

April 1 


 

Hutang Usaha 


 

1.000.000 


 

 

Wesel Bayar/Hutang Wesel 

 

1.000.000 


 

Selanjutnya pada tanggal jatuh tempo (30 Juni 2004) jurnal yang dibuat adalah

2004

Juni 30 


 

Wesel Bayar/Hutang Wesel 


 

1.000.000 


 

 

Biaya Bunga 

30.000 

 
 

Kas 

 

1.030.000 

Bunga yang dibayar = 12% x 3/12 x Rp1.000.000,00 = Rp30.000,00


 

2) Wesel Bayar Tak Berbunga secara eksplisit (Non Interest Bearing Notes)

Dalam wesel tak berbunga, penerbit promes hanya membayar nilai nominal, dengan demikian nilai nominal merupakan nilai pada saat jatuh tempo. Untuk tujuan pengukuran, wesel tersebut didiskontokan dan jumlah dilaporkan di neraca adalah sebesar nilai sekarang yaitu nilai nominal dikurangi diskontonya. Nilai sekarang dari hutang wesel ini kadangkala mudah diketahui, misalkan pada tanggal 30 Desember 2003 perusahaan menyerahkan wesel tak berbunga nominal Rp100.000.000,00 kepada seorang kreditur untuk melunasi hutang perusahaan kepadanya sebesar Rp90.000.000,00. Jika diserahkannya promes (hutang wesel) tersebut adalah nilai hutang yang dilunasi yaitu Rp90.000.000,00. Jatuh tempo wesel 30 Agustus 2004. Jurnal yang dibuat saat ini adalah :

2004

April 1 


 

Hutang Usaha 


 

90.000.000 


 

 

Diskon atas Wesel Bayar 

10.000.000 

 
 

Wesel Bayar/Hutang Wesel 

 

100.000.000 


 

Saldo rekening wesel bayar Rp100.000.000,00 dan saldo discount atas hutang wesel Rp10.000.000,00 disajikan di neraca sebagai berikut :

Hutang Lancar : 

  

Hutang Wesel 

100.000.000 

 

Dikurangi : Diskon atas Hutang Wesel 

10.000.000

90.000.000


 

Pada tanggal 30 Agustus 2004, pada saat membayar wesel sebesar Rp100.000.000,00 perusahaan membuat dua jurnal sebagai berikut :


 

2004

Agustus 30 


 

Hutang Wesel 


 

100.000.000 


 

 

Kas 

 

100.000.000 

 

Biaya Bunga 

10.000.000 

 
 

Diskon atas Wesel Bayar 

 

10.000.000 


 

  1. Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang

    Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan jatuh tempo melebihi setahun. Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang. Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat –syarat yang harus dipenuhi :

    1. Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka panjang.
    2. Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang tersebut yang terbukti dengan :
      1. pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan
      2. mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang.


     

  2. Line of Credit

    Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :

    1. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya hutang
    2. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang (lancar atau tidk lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh temponya).


 

  1. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG

    Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini disebut hutang wesel jangka panjang. Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek di atas hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka berikut ini hanya akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan obligasi, saat pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.

    Misalkan pada tanggal 1 Maret 2003 perusahaan menerbitkan obligasi nominal Rp1.000.000.000,00 dengan bunga 12% setahun yang dibayar setiap tanggal 1 Maret dan 1 September. Harga jual obligasi Rp900.000.000,00. Jangka waktu obligasi 5 tahun.

    1. Saat menerbitkan obligasi

2003

Maret 1 


 

Kas  


 

900.000.000 

 
 

Disagio Obligasi

100.000.000

 
 

Hutang Obligasi

 

1.000.000.000

Hutang obligasi dicatat sebesar nilai nominal yaitu nilai yang tercantum pada sertifikat obligasi. Selisih antara nilai nominal dengan kas yang diterima dicatat sebagai diskon.


 

  1. Saat membayar bunga

2003

September 1 


 

Biaya Bunga 


 

60.000.000 

 
 

Kas 

 

60.000.000 


 

Karena pada saat jatuh tempo perusahaan harus membayar sebesar nilai jatuh tempo, maka rekening disagio harus diamortisasi dengan cara mendebit rekening Biaya Bunga dan mengkredit rekening Disagio Obligasi. Jumlah amortisasi dapat ditentukan dengan metode garis lurus atau metode lain. Jika digunakan metode garis lurus, amortisasi disagio untuk 1 Maret s/d 1 September adalah :

6/12 x (100.000.000/5) = Rp10.000.000,00 dan jurnal yang dibuat adalah :

2003

September 1 


 

Biaya Bunga 


 

10.000.000 

 
 

Disagio Obligasi 

 

10.000.000 


 

  1. Pada akhir tahun

    Pada akhir tahun ada bunga yang belum dibayar selama 4 bulan yaitu dari 1 September s/d 31 Desember 2003. Disamping itu amortisasi disagio untuk masa itu juga perlu dilakukan. Untuk itu pada tanggal 31 Desember 2003 dibuat adjustment sebagai berikut :

2003

Desember 31 


 

Biaya Bunga 


 

46.666.666,67 

 
 

Disagio Obligasi 

 

6.666.666,67 

 

Hutang Bunga 

 

40.000.000,00 


 

  1. Pada saat jatuh tempo

    Jika amortisasi dilakukan secara konsisten, rekening disagio pada tanggal jatuh tempo obligasi akan bersaldo Rp6.666.666,67 yaitu disagio yang akan diamortisir untuk bulan Januari dan Pebruari 2008. Sementara itu rekening Hutang Obligasi bersaldo kredit sebesar Rp1.000.000.000,00. Karena jumlah yang dibayar sebesar Rp1.000.000.000,00 ditambah dengan bunga dari September 2007 s/d Maret 2008 maka jurnal yang dibuat sat itu adalah :

2008

Maret 1 


 

Biaya Bunga 


 

23.333.333 

 
 

Hutang Bunga 

40.000.000 

 
 

Hutang Obligasi 

1.000.000.000 

 
 

Disagio Obligasi 

 

3.333.333 

 

Kas 

 

1.060.000.000 


 

Pada tanggal tersebut hutang obligasi sudah lunas dan rekening Hutang Obligasi bersaldo nol.


 


 

SOAL LATIHAN


 

Perusahaan pada tanggal 1 Oktober 2003 menyerahkan sebuah promes nominal Rp10.000.000,00 bunga 12% setahun sebagai pelunasan atas hutang usaha sebesar itu. Promes jatuh tempo pada tanggal 1 April 2004.

Diminta :

  1. Buat jurnal per 1 Oktober 2003
  2. Buat jurnal per 31 Desember 2003 dan 1 April 2004
SelengkapnyaAkuntansi Hutang

Artikel Populer