Aktiva tetap merupakan aktiva tidak lancar yang diperoleh untuk digunakan dalam operasi perusahaan yang memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi serta tidak untuk diperjualbelikan dalam operasi normal perusahaan. Aktiva operasi tidak lancar dapat diklasifikasikan menjadi: (1) Aktiva Berwujud (tangible) dan (2) Aktiva Tak Berwujud (intangible). Pengeluaran untuk aktiva tidak lancar dapat dikelompokkan menjadi: Harta non current dapat diperoleh dengan berbagai cara, antara lain: D. PEROLEHAN SEKELOMPOK AKTIVA DENGAN HARGA LUMPSUM Harga lumpsump adalah suatu harga untuk beberapa aktiva. Sebagai contoh PT A membeli tanah, bangunan dan peralatan dengan harga Rp $160,000. Harga ini harus dialokasikan kepada 3 jenis harta tersebut dengan menggunakan perbandingan harga taksiran dari tanah, bangunan, dan peralatan. Misalnya harta yang dibeli tersebut memiliki harga taksiran tanah $ 28,000, bangunan $60,000, equipment $12,000, alokasi harga $160,000 tersebut adalah sebagai berikut: Jenis harta Nilai Taksiran ($) Perhitungan Alokasi Jumlah Alokasi ($) Tanah 28,000 28/100 x 160,000 44,800 Bangunan 60,000 60/100 x 160,000 96,000 Peralatan 12,000 12/100 x 160,000 19,200 Jumlah 100,000 160,000 Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 1 Tanah Bangunan Peralatan Kas 44,800 96,000 19,200 160,000 Jika statu harta tetap diperoleh dengan pembayaran difunda atau secara angsuran, maka aktiva tersebut dicatat sebesar harga tunai aktiva tersebut bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan downpayment-nya. Ada beberapa variasi yang mungkin timbul, seperti: Contoh: perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 membeli sebuah aktiva yang harga tunainya adalah $100,000. Pada waktu itu dibayar uang muka $35,000. sisanya akan dibayar dengan angsuran tengah tahunan sebesar $5,000 ditambah bunga 10% dari hutang yang belum dibayar. Jurnal yang dibuat selama tahun 2006 adalah sebagai berikut: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 2 Tanah Kas Hutang 100,000 35,000 65,000 Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jun 30 Hutang Biaya Bunga Kas 5,000 3,250 8,250 Jika suatu aktiva tetap dapat digunakan lebih dari satu tahun maka aktiva tersebut bermanfaat untuk memperolah pendapatan selama umurnya. Untuk menghubungkan cost aktiva tetap dengan revenue yang diperoleh maka cost tersebut dicatat dan dilaporkan sebagai beban pada tahun-tahun manfaatnya. Proses ini disebut depresiasi. Dengan demikian depresiasi adalah alokasi secara sistematis dan rasional atas cost dari aktiva tetap ke tahun-tahun manfaatnya. Jurnal yang dibuat untuk melakukan depresiasi setiap tahunnya adalah mendebet akun Beban Depresiasi dan mengkredit akun Akumulasi Penyusutan. Misalkan untuk tahun 2005, perusahaan menyusutkan mesin sebesar $ 5,000, maka jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2005 Des 31 Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan 5,000 5,000 Karena setiap akhir tahun ada penyusutan, maka perkiraan Akumulasi Penyusutan akan selalu bertambah sepanjang masa manfaat aktiva. Depresiasi bukanlah teknik untuk menilai aktiva tetap dan dengan melakukan depresiasi tidaklah otomatis perusahaan menyisihkan uang untuk membeli aktiva tetap. Faktor-faktor yang mempengaruhi depresiasi adalah: Terdapat beberapa metode depresiasi, yaitu: Dengan metode ini penyusutan tahunan dapat ditentukan dengan dua cara, yaitu: Misalkan nilai sebuah peralatan yang diperoleh tahun 2005 senilai Rp 16.000.000,00 dan masa manfaat ditentukan 5 tahun dengan nilai sisa Rp 1.000.000,00, besarnya penyusutan tahun 2006 dapat dihitung sebagai berikut: (16.000.000-1.000.000)/5 = Rp 3.000.000,00. 2. Metode Saldo Menurun Pertama, tentukan prosentase penyusutan, biasanya dua kali prosentase penyusutan metode garis lurus. Dengan demikian jika ada mesin umurnya 5 tahun, maka tarif/prosentase penyusutan tahunannya adalah 2 x 100% : 5 = 40%. Setelah itu ditentukan nilai buku pada awal tahun. Nilai buku adalah saldo rekening aktiva tetap dikurangi dengan saldo rekening akumulasi penyusutan. Untuk tahun pembelian, karena akumulasi penyusutannya belum ada, maka nilai bukunya adalah sebesar harga perolehannya. Selanjutnya besarnya penyusutan satu tahun dihitung dengan cara mengalikan % penyusutan dengan nilai buku. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun. Penyusutan tahun 2001, 2002, dan 2003 dapat dihitung sebagai berikut: Tarif/prosentase penyusutan = 2 x (100% : 5) = 40% Penyusutan tahun 2001 = 40% x Nilai Buku = 40% x Rp 16.000.000 = Rp 6.400.000 Penyusutan tahun 2002 = 40% x Nilai buku awal tahun 2002 = 40% x (Rp 16.000.000 – Rp 6.400.000) = Rp 3.840.000 Penyusutan tahun 2003 = 40% x Nilai buku awal tahun 2003 = 40% x (16.000.000 –6.400.000 – 3.840.000) = Rp 2.304.000 Penyusutan tahunan dapat dicari dengan rumus lain yaitu menentukan Nilai Buku pada akhir tahun ke-n = cost x (1 – tarif)n = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) n Nilai buku akhir tahun ke-3 = Rp 16.000.000 x (1 – 0,4) 3 = Rp 16.000.000 x 0,216 = Rp 3.456.000,00. Penyusutan tahun 2004 adalah 40% x Rp 3.456.000 = Rp 1.282.600,00. Alokasi cost aktiva tetap dilakukan berdasarkan angka tahun penggunaan. Jika umur aktiva tetap adalah 5 tahun, maka tahun penggunaannya adalah tahun ke 1,2,3,4,5. Jumlah dari angka-angka tersebut akan dijadikan penyebut. Sementara itu pembilangnya adalah sisa umur dari masing awal tahun penggunaan. Pada awal penggunaan sisa umurnya masih lima tahun, oleh karenanya pembilangnya adalah 5. Setelah digunakan 1 tahun, maka pada awal tahun kedua sisa umurnya adalah empat tahun sehingga pembilangnya adalah 4. Demikian seterusnya untuk tahun ketiga, keempat, dan seterusnya. Misalkan ada sebuah mesin dibeli tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 ditaksir masa manfaat 5 tahun dengan nilai residu Rp 1.000.000. Penyusutan tahun 2001, 2002, 2003, 2004, dan 2005 dapat dihitung sebagai berikut: Tahun ke Perhitungan Jumlah 1 5/15 (16.000.000 – 1.000.000) 5.000.000 2 4/15 (16.000.000 – 1.000.000) 4.000.000 3 3/15 (16.000.000 – 1.000.000) 3.000.000 4 2/15 (16.000.000 – 1.000.000) 2.000.000 5 1/15 (16.000.000 – 1.000.000) 1.000.000 Alokasi cost aktiva tetap ke beban penyusutan tahunan digunakan jumlah input yang dikeluarkan (misalnya jam mesin) dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran input (jam mesin) yang harus dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan selama 100.000 jam dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 5.000 jam, maka penyusutan tahun 2001 adalah: (5.000/100.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 750.000 5. Metode Unit Output (Hasil) Alokasi cost aktiva ke beban penyusutan tahunan menggunakan jumlah produk yang dihasilkan dalam suatu tahun dibandingkan dengan taksiran output (jumlah produk) yang akan dihasilkan sampai aktiva tetap tersebut diafkir. Misalkan sebuah mesin dibeli pada tanggal 2 Januari 2001 dengan harga Rp 16.000.000 dan ditaksir dapat digunakan untuk membuat produk sebanyak 200.000 unit dengan nilai residu Rp 1.000.000. Selama tahun 2001 digunakan selama 20.000 unit maka penyusutan tahun 2001 adalah: (20.000/200.000) x (Rp 16.000.000 – Rp 1.000.000) = Rp 1.500.000 Aktiva kadangkala dibuang karena sudah tidak digunakan lagi, misalkan sebuah mesin yang harga belinya Rp 6.000.000,00 sampai tanggal 1 Januari 2000 sudah disusutkan sebesar Rp 4.750.000,00. Penyusutan tahunannya Rp 600.000,00. Pada tanggal 24 Maret 2001 dibuang. Jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2001 Mar 24 Beban Penyusutan Mesin Akumulasi Penyusutan Mesin 150.000 150.000 Tgl. Akun Debet Kredit 2001 Mar 24 Akumulasi Penyusutan Mesin Kerugian Penghentian Mesin Aktiva Tetap 4.900.000 1.100.000 6.000.000 Sebuah mesin yang costnya Rp 10.000.000 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2000 telah disusutkan sebesar Rp 7.750.000, pada tanggal 2 Januari 2001 dijual. Buat jurnal jika harga jualnya adalah: No. Keterangan Dijual dengan harga 2.250.000 1.000.000 3.000.000 1 Cost aktiva tetap 10.000.000 10.000.000 10.000.000 2 Akumulasi penyusutan s.d saat penjualan 7.750.000 7.750.000 7.750.000 3 Nilai buku saat penjualan 2.250.000 2.250.000 2.250.000 4 Harga jual 2.250.000 1.000.000 3.000.000 5 Laba (rugi) (4 – 3) 0 (1.250.000) 750.000 Jurnal: Tgl. Akun Debet Kredit 2000 Jan 2 Kas Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap 2.250.000 7.750.000 10.000.000 Tgl. Akun Debet Kredit 2000 Jan 2 Kas Akumulasi Penyusutan Kerugian Penjualan Aktiva Tetap Aktiva Tetap 1.000.000 7.750.000 1.250.000 10.000.000 Tgl. Akun Debet Kredit 2000 Jan 2 Kas Akumulasi Penyusutan Laba Penjualan Aktiva Tetap Aktiva Tetap 3.000.000 7.750.000 750.000 10.000.000 Menurut paragraf 20 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran sebagian untuk suatu aktiva tetap yang tidak serupa atau aktiva lain. Biaya dari pos semacam ini diukur pada nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau yang diperoleh yang mana yang lebih andal, equivalent dengan nilai wajar aktiva yang dilepaskan setelah disesuaikan dengan jumlah setiap kas atau setara kas yang ditransfer. Dengan demikian pertukaran aktiva tidak sejenis dapat mengakibatkan adanya laba atau rugi. Menurut paragraf 21 PSAK No. 16 suatu aktiva tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atas suatu aktiva yang serupa yang memiliki manfaat yang serupa dalam bidang usaha yang sama dan memiliki nilai wajar yang serupa. Jika aktiva lain seperti kas sebagai bagian dari transaksi pertukaran, ini dapat mengindikasikan bahwa pos yang dipertukarkan tidak memiliki suatu nilai yang serupa. Berdasarkan paragraf 46 PSAK No. 16, pertukaran aktiva tetap seperti disebutkan pada paragraf 21, biaya aktiva yang diperoleh sama dengan jumlah tercatat aktiva yang dilepaskan dan tidak ada keuntungan atau kerugian yang dihasilkan. 1. Pertukaran Aktiva Tak Sejenis Sebuah mesin dengan cost Rp 4.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 5.000.000,00. Perusahaan harus membayar uang Rp 3,900.000,00. Jurnalnya: Tgl. Akun Debet Kredit Mesin (baru) Akumulasi Penyusutan Mesin (lama) Kas Laba Penukaran Aktiva Tetap 5.000.000 3.200.000 4.000.000 3.900.000 300.000 Sebuah mesin dengan cost Rp 7.000.000 yang telah disusutkan Rp 4.600.000 ditukar dengan mesin baru sejenis yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang bergerak pada usaha yang sama. Jurnalnya: Tgl. Akun Debet Kredit Mesin (baru) Akumulasi Penyusutan Mesin (lama) 2.400.000 4.600.000 7.000.000 Jumlah sebesar Rp 2.400.000,00 yang dicatat sebagai harga mesin baru merupakan nilai buku mesin yang diserahkan yaitu harga beli Rp 7.000.000,00 dikurangi dengan akumulasi penyusutan Rp 4.600.000,00. SOAL LATIHAN SOAL 1 Sebuah mesin dibeli pada tanggal 1 Januari 1999 dengan harga Rp 32.000.000,00. Mesin ini ditaksir dapat digunakan selama 5 tahun dengan nilai sisa Rp 2.000.000,00. Diminta: Jika Perusahaan menyusutkan mesin ini dengan (1) metode garis lurus, dan (2) metode saldo menurun ganda. SOAL 2 Sebuah mesin dengan cost Rp 10.000.000,00 yang telah disusutkan Rp 3.200.000,00 ditukar dengan mesin baru tidak sejenis yang harga pasarnya adalah Rp 7.500.000,00. Buat jurnal jika perusahaan menyerahkan uang sebesar: Rp 1.000.000,00
KLASIFIKASI
PENGELUARAN UNTUK AKTIVA TIDAK LANCAR
Pengeluaran pada waktu perolehan;
Pengeluaran seteleh aktiva tersebut diperoleh yang dapat dirinci menjadi:
Pengeluaran pendapatan yang lazim disebut revenue expenditure;
Pengeluaran modal yang lazim disebut capital expenditure.
PENCATATAN PEROLEHAN AKTIVA TIDAK LANCAR
Diperoleh dengan harga lumpsump;
Diperoleh dengan pembayaran berkala;
Pembelian dengan cara leasing;
Perolehan dengan trade-in
Perolehan dengan menerbitkan surat berharga;
Perolehan dari donasi; dan
Dibangun sendiri.
PEROLEHAN AKTIVA DENGAN PEMBAYARAN BERKALA
PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
cost dari aktiva tetap,
umur ekonomis aktiva tetap,
nilai residu, dan
pola penggunaan aktiva tetap.
METODE DEPRESIASI
Metode Garis Lurus
Metode Saldo Menurun
Metode Jumlah Angka Tahun
Metode Unit Input
Metode Unit Output
Metode Garis Lurus
(cost-nilai residu) : umur
Ditentukan % penyusutan, kemudian penyusutan tahunan diperoleh dengan cara mengalikan % tersebut dengan cost yang disusutkan sebagai berikut:
Prosentase penyusutan tahunan = 100% : umur, jadi = 100% : 5 = 20%.
Dihitung penyusutan = 20% x (16.000.000 – 1.000.000) = Rp 3.000.000,00.
Metode Jumlah Angka-angka Tahun
Metode Unit Input
PENGAFKIRAN AKTIVA TETAP
Menyusutkan untuk tahun 2001
Membuang aktiva tetap
PENJUALAN AKTIVA TETAP
Rp 2.250.000,00
Rp 1.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Dijual dengan harga Rp 2.250.000,00
Dijual dengan harga Rp 1.000.000
Dijual dengan harga Rp 3.000.000
PERTUKARAN AKTIVA TETAP
Pertukaran Aktiva Sejenis
Tentukan besarnya penyusutan tahun 1999, 2000.
Buat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan tahun 1999,2000.
Tentukan nilai buku per 1 Januari 2001.
Rp 200.000,00
Rp 700.000,00
Terima kasih atas sharingnya. Alhamdulillah saya jadi lebih mengerti mengenai penyusutan aktiva tetap.
setelah membaca artikel anda saya jadi mengerti tentang Akuntansi
:)
terimakasih :)
thx .. berguna banget :D
wah, masih kurang lengkap. . . coba ditambah materi tentang renovasi aktiva. . . thnks
lumayan membantu
bagaimana dengan nilai buku aset yang dijual tersebut, perlakuannya bagaimana..? dibiarkan saja gantung atau ada jurnal lagi..???
Mohon bantuannya ya Sis n Bro
Byr PPh Psl 21 Rp. 410.909
Klr Kas Rp. 411.000, lbh byr Rp. 91 dalam jurnal Rp. 91 masuk ke biaya apa ya ?
Apakah ada dasar atau ketentuan tertantu dalam penggabungan aset yang pembeliannya dilakukan secara gabungan?