Piutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi: Piutang Wesel adalah piutang yang didukung instrument kredit resmi seperti promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat. Contoh adalah: Akuntansi untuk wesel dapat dibagi menjadi akuntansi pada saat timbulnya, saat jatuh tempo atau saat piutang ini dijual. Wesel dapat timbul karena menjual barang secara kredit atau bias juga timbul karena perusahaan memberi pinjaman. Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 2 Piutang Wesel Penjualan 1.000.000 1.000.000 Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 2 Piutang Wesel Piutang 1.000.000 1.000.000 1) Pada saat jatuh tempo debitur membayar, maka jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Mei 2 Kas Piutang Wesel Pendapatan Bunga 1.030.000 1.000.000 30.000 2) Pada saat jatuh tempo debitur tidak membayar, jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Mei 2 Piutang Piutang Wesel Pendapatan Bunga 1.030.000 1.000.000 30.000 Sebelum jatuh temponya, suatu piutang wesel dapat dijual atau didiskontokan. Misalkan sebuah wesel sebagaimana tersaji pada angaka 2 diatas yang jatuh tempo pada tanggal 14 Juni 2006 dijual oleh PT ABC ke Bank Amanah pada tanggal 15 Mei 2001 dengan discount 10% setahun. Untuk menentukan jumlah yang diterima PT ABC, dibuat perhitungan sebagai berikut: Nominal piutang $2,500.00 Bunga 16 Maret s.d. 14 Juni 2006=2,500 x 12% x 90/360 75.00 Nilai pada jatuh tempo 2,575.00 Discount: 2,575 x 10% x 30/360 21.46 Jumlah yang diterima 2,553.54 Perhitungan hari bunga: Maret = 15 hari April = 30 hari Mei = 31 hari Juni = 14 hari 90 hari Perhitungan hari discount: Mei = 16 hari Juni = 14 hari 30 hari Untuk membuat jurnal pada tanggal penjualan perllu dibandingkan antara nilai nominal wesel dengan hasil penjualan. Jika hasil penjualan lebih besar daripada nilai nominal, maka selisihnya merupakan pendapatan bunga. Sebaliknya jika hasil penjualan lebih kecil daripada nilai nominal maka selisihnya dicatat sebagai beban bunga. Dengan demikian jurnal untuk mencatat transaksi tanggal 15 Mei 2006 adalah sebagai berikut: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Mei 2 Kas Piutang Wesel Pendapatan Bunga 2,553.54 2,500.00 53.54 Jika saat jatuh tempo, debitur membayar ke bank, PT ABC tidak menjurnal. Tetapi jika pada saat jatuh tempo, debitur tidak sanggup membayar dan bank menagih pada PT ABC sebesar $2,575, maka jurnal yang dibuat PT ABC adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Juni 14 Piutang Kas 2,575 2,575 Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang dijual. Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada tanggal 5 Januari 2006 telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00. Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui piutang dan pendapatan jasa dengan membuat jurnal sebagai berikut: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 5 Piutang Usaha Pendapatan Usaha 5.000.000 5.000.000 Piutang juga dapat timbul karena perusahaan memberi pinjaman uang pada perusahaan lain. Misalnya pada tanggal 15 Januari 2006 PT Angkasa Pura II telah memberi pinjaman kepada pegawai sebesar Rp 500.000,00 maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2006 Jan 15 Piutang Pegawai Kas 500.000 500.000 Piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi kerugian piutang, yaitu: Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba Rugi. Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang. Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit rekening Piutang. Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh karena itu setiap akhir tahun Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan kerugian piutang dilakukan pada saat: Berikut ini contoh ikhtisar akuntansi kerugian piutang dengan metode Cadangan: Transaksi Jurnal Membentuk Cadangan Beban Kerugian Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang 5.000 5.000 Menghapus Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang Piutang 3.000 3.000 Menerima Piutang yang telah dihapus Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang 2.500 2.500 Kas Piutang 2.500 2.500 Menyesuaikan akun Cadangan Pada akhir tahun dilakukan penyesuian berdasarkan: c. Menyesuaian saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang 1) Dasar Penjualan Pertama, tentukan besarnya penjualan kredit selama setahun, jika tidak ada data gunakan total penjualan selama satu periode. Besarnya taksiran kerugaian ditentukan dengan mengalikan % kerugian dengan penjualan tersebut, lalu dijurnal. Misalkan penjualan kredit selama tahun 2005 sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan ditaksir kerugian piutang adalah 5% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 50.000.000,00. Jurnal yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2005 Des 31 Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang 50.000.000 50.000.000 2) Dasar Piutang Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu: Langkah pertama: Untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang dikemudian hari, dapat didasarkan pada: (1) Total piutang pada akhir tahun, atau (2) Umur masing-masing tagihan. Caranya dengan mengalikan total piutang dari rekening "Piutang" dengan % yang telah ditetapkan. Misalnya dari PT ABC diperoleh data sebagai berikut dan taksiran kerugaian piutang adalah 15% dari total piutang. DEBITUR JUMLAH TGL FAKTUR TGL JATUH TEMPO PT A 2.000 20/12/2005 20/01/2006 PT B 2.500 15/10/2005 15/11/2005 PT ABC 1.000 15/11/2005 15/12/2005 PT X 3.000 3/10/2005 3/11/2005 PT Y 2.500 3/7/2005 3/8/2005 PT Z 1.000 3/8/2005 3/9/2005 JUMLAH 12.000 Taksiran kerugian piutang = 15% x Rp 12.000,00 = Rp 1.800,00. Caranya hampir sama, namun saldo rekening piutang dianalisis terhadap tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo, kemudian dikelompokkan menurut umurnya. Kemudian saldo masing-masing kelompok piutang dikalikan dengan prosentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman. Cara menentukan umur piutang dapat dicari (a) dari tanggal faktur ke 31 Desember atau (b) dari tanggal jatuh tempo ke 31 Desember. Karena ada kemungkinan terdapat piutang yang belum jatuh tempo maka biasanya pengelompokannya meliputi piutang yang belum jatuh tempo dan yang sudah lewat waktu. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut: Umur Piutang % Taksiran Kerugian Piutang Belum jatuh tempo 10% Lewat waktu s.d. 30 hari 15% Lewat waktu lebih dari 30 hari 20% Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut: Nama Debitur Jumlah Belum Jatuh Tempo Lewat s.d 30 Hari Lewat Waktu > 30 Hari PT A 2.000 2.000 PT B 2.500 2.500 PT ABC 1.000 1.000 PT X 3.000 3.000 PT Y 2.500 2.500 PT Z 1.000 1.000 Jumlah 12.000 2.000 1.000 9.000 % Penyisihan 10% 15% 20% Jumlah Penyisihan 2.150 200 150 1.800 Karena umur piutang dihitung dari tanggal faktur, maka biasanya pengelompokan umur piutang berdasarkan jumlah hari. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut: Umur Piutang % Taksiran Kerugian Piutang s.d. 30 hari 10% 31 s.d. 60 hari 15% lebih dari 60 hari 20% Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut: Nama Debitur Jumlah s.d. 30 hari 31 s.d. 60 hari Lebih dari 60 hari PT A 2.000 2.000 PT B 2.500 2.500 PT ABC 1.000 1.000 PT X 3.000 3.000 PT Y 2.500 2.500 PT Z 1.000 1.000 Jumlah 12.000 2.000 1.000 9.000 % Penyisihan 10% 15% 20% Jumlah Penyisihan 2.150 200 150 1.800 Langkah kedua: Membandingkan antara jumlah taksiran kerugian piutang yang telah dihitung dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Dari perbandingan ini akan ada 4 kemungkinan, yaitu: Langkah ketiga: Kasus I Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.150,00, maka tidak perlu ayat jurnal penyesuaian. Kasus II Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2005 Des 31 Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang 150 150 Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut: Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah Des 31 2.000 31 AJP 150 Beban Kerugian Piutang Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah Des 31 AJP 150 Kasus III Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 3.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2005 Des 31 Penyisihan Ker. Piutang Beban Kerugian Piutang 850 850 Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut: Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah 31 AJP 850 Des 31 3.000 Beban Kerugian Piutang Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah Des 31 AJP 850 Kasus IV Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan debet Rp 1.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah: Tgl. Akun Debet Kredit 2005 Des 31 Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang 3.150 3.150 Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut: Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah Des 31 1.000 Des 31 AJP 3.150 Beban Kerugian Piutang Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah Des 31 AJP 3.150 Piutang di sajikan di neraca sebesar nilai realisasinya. Nilai ini adalah jumlah yang akan diterima berupa nilai nominal dikurangi denan taksiran kerugian piutang yang telah dibentuk dan disesuaikan setiap akhir tahun. Dengan demikian jumlah tersebut merupakan jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Dengan data di atas, Neaca PT ABC akan tampak sebagai berikut: PT ABC Neraca 31 Desember 2005 Harta Lancar: Kas xx Piutang Rp 12.000,00 Penyisihan Kerugian Piutang (Rp 2.150,00) Rp 9.850,00 Kadangkala perusahaan memberikan potongan tunai dan kesempatan untuk mengembalikan barang (retur penjualan). Jika perusahaan telah menjual barang dengan syarat di atas, maka ada kemungkinan pembeli akan membayar dalam masa diskon atau bahkan pembeli dapat saja mengembalikan barang ke perusahaan. Agar perusahaan dapat menyajikan nilai piutang sebesar nilai realissi, maka pada akhir tahun perusahaan membuat jurnal untuk mengakui retur dan pemberian potongan penjualan walaupun belum terjadi retur dan pemberian potongan tunai penjualan. Jurnal itu juga dmaksudkan untuk mengurangi nilai piutang sehingga nilai yang disajikan adalah sebesar nilai yang dapat direalisir. Misalkan pada akhir tahun 2005 diperkirakan bahwa debitur akan membayar dengan diskon Rp 20,00 dan melakukan retur Rp 100,00, maka perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005 akan membuat jurnal: Tgl. Akun Debet Kredit 2005 Des 31 Potongan Tunai Penjualan Cadangan Pot. Tunai Penjualan 20 20 Retur Penjualan Cadangan Retur Penjualan 100 100 PT ABC Neraca 31 Desember 2005 Harta Lancar: Kas xx Piutang Rp 12.000,00 Cadangan Pot Tunai & Retur Rp 120,00 Penyisihan Kerugian Piutang Rp 2.150,00 (Rp 2.270,00) Rp 9.730 SOAL LATIHAN SOAL 1 Pada tanggal 1 Januari 2005 saldo akun piutang dangan Rp 2.000.000,00 dan saldo akun Penyisihan Kerugian Piutang Dagang Rp 250.000,00. Selama tahun 2005 telah terjadi transaksi sebagai berikut: Diminta: Buat jurnal untuk mencatat transaksi di atas! SOAL 2 Perusahaan pada tanggal 3 Maret 2007 menerima sebuah promes nominal Rp 50.000.000,00 dari seorang debitur (Tn. Abud) sebagai pelunasan hutang. Promes dengan bunga 12% itu jatuh tempo pada tanggal 1 Juni 2007. Pada tanggal 2 Mei 2007 wesel tersebut dijual ke Bank Amal dengan diskon 10% setahun. Diminta: Jurnal waktu menerima dan menjual promes. SOAL 3 Saldo akun Piutang per 31 Desember 2005 Rp 100.000.000,00 sementara itu saldo akun Cadangan Piutang (K) Rp 6.000.000,00. Ditaksir, dimasa datang piutang yang tak dapat ditagih 10% dari Piutang. Diminta: Jurnal penyesuaian yang diperlukan. SOAL 4 Saldo akun Piutang per 31 Desember 2005 Rp 100.000.000,00 sementara itu saldo akun Penjualan (K) Rp 600.000.000,00, Cadangan Kerugian Piutang (K) Rp 2.000.000,00. Ditaksir, dimasa datang piutang yang tak dapat ditagih 1% dari Penjualan. Diminta: Jurnal penyesuaian yang diperlukan.
PENGERTIAN PIUTANG
Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung oleh instrument kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.
Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke fihak yang berhutang (debitur).
PIUTANG WESEL
AKUNTANSI WESEL TAGIH/PIUTANG WESEL
Akuntansi saat timbulnya piutang wesel
Menjual barang/jasa secara kredit. Misalkan perusahaan menjual jasa secara kredit dan perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00 maka jurnal yang dibuat adalah:
Terdapat piutang yang sudah jatuh tempo. Misalkan perusahaan pada tanggal 2 Januari 2006 menjual jasa secara kredit dan jatuh tempo 2 Februari 2006. Pada tanggal 2 Januari 2006 perusahaan menerima promes senilai Rp 1.000.000,00 bunga 12% jatuh tempo 2 Mei 2006 sebagai pelunasan tagihan tersebut, maka jurnal yang yang dibuat adalah:
Akuntansi pada saat jatuh tempo. Mestinya pada tanggal jatuh tempo perusahaan akan menerima uang sebesar nilai nominal wesel dan bunganya. Tapi kadangkala debitur tidak sanggup membayar.
Menjual Wesel Tagih
PIUTANG USAHA BIASA
Timbulnya piutang dan akuntansinya
Penjualan barang/jasa
Pemberian Pinjaman
Kerugian Piutang
Metode Langsung
Metode Cadangan/Penyisihan
pembentukan Cadangan; dan
penyesuaian saldo Cadangan.
Pada tanggal 31 Desember 2005 dibentuk cadangan kerugian piutang Rp 5.000,00
Pada tanggal 19 September 2006 dihapuskan piutang sebesar Rp 3.000,00
Pada tanggal 14 Desember 2006 diterima piutang yang telah dihapus Rp 2.500
Penjualan b. Saldo Piutang
Menentukan besarnya taksiran kerugian piutang;
Membandingkan taksiran kerugian piutang dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan;
Membuat jurnal jika hasil perbandingan pada poin b tidak sama.
Didasarkan pada Total Piutang
Didasarkan pada Umur Piutang
Umur piutang dihitung dari tanggal jatuh tempo ke tanggal 31 Desember
Umur piutang dihitung dari tanggal faktur ke tanggal 31 Desember
Rekening Cadangan bersaldo Kredit yang sama dengan taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, tidak ada penyesuaian.
Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih kecil dari taksiran kerugian piutang hasi perhitungan, perlu ditambah dengan membuat jurnal penyesuaian.
Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih besar dari taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, perlu dikurangi dengan membuat jurnal penyesuaian.
Jika Cadangan bersaldo debet, berarti Cadangan yang dihitung tahun lalu kurang, sehingga rekening Cadangan harus dikredit sejumlah saldo debet ditambah dengan jumlah taksiran kerugian piutang hasil perhitungan.
Penyajian di Neraca
Dijual secara kredit barang dagangan Rp 15.000.000,00
Diterima uang hasil penagihan piutang Rp 14.000.000,00
Dihapuskan piutang Rp 400.000,00
Diterima piutang yang telah dihapus Rp 50.000,00
mf.. bos saya juga anak akuntansi di salah satu universitas di kota medan menurut saya ada sedikit kata-kata bos yang salah di dalam penjurnalannnya yaitu paa tabel no 9 bos membuat jurnal pada saat penerimaan kembali piutang yang tela dihapuskan bos buat jurnalnya seperti ini :
Piutang
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
Padahal itu salah, begini kalau kita menerima kembali piutang yang telah di hapuskan misalnya kan jurnalnya itu adalah
Kas
Penerimaan Piutang yg tlah dihapuskan
Kalau bos tidAk percaya bos bisa lihat SAK.
buat yg di atas: piutang pd cadangan kerugian piutang itu pemulihan atas piutang yg telah dihapuskan bukan penerimaan...Akunr resiprocal atas penghapusan piutang yang telah dijurnal sblmnya. jadi pada saat realisasi penerimaan baru jurnalnya kas pada piutang..
kalau kredit barang laporan rugi labanya gimana ya?
contohnya gini:
dijual secara kredit motor A dengan uang muka Rp. 3.750.000,- dengan angsuran perbulannya Rp. 825.000,- , harga pembelian sepeda motor A Rp. 8.500.000,-
nah untuk laporan bulanan atas rugi labanya gimana? mohon pencerahannya
saya kurang mengerti dengan pencadangan kerugian piutang... tolong beri saya contoh yang lebih mudah saya mengerti.thx
maaf, kalo ada pertanyaan, seberapa besar laba yang diperoleh ( lebih besar / lebih kecil ) dengan metode langsung dan tidak langsung?
laba akan lebih besar dengan menggunakan metode apa? terima kasih.
saldo awal 1 januari 2000
contoh, penjualan 50.000 (penjualan tunai 25%, sisanya kredit dgn syarat 2/10,n/30) aeperti apa jurnalnya??
permisi mau tanya kalau akun untuk diterimanya tagihan dari transaksi pembelian perlengkapan sebelumnya ... akun untuk jurnalnya kayak gmna ya ??? ditunggu jawabannya .....
bagaimana cara jurnal jika saldo Piutang Penjualan jasa kapal saya di neraca awal Rp. xx bulan April 2016
Bulan Mey 2016 di bayar piutang via bank
di bulan mey ini saya sudah jurnal
Bank Rp. xx ( D)
Pendapatan Penjualan jasa Rp. xx ( K )
Tapi Piutang masih muncul
Mohon dibantu
Dapatkan pinjaman dana paling tinggi hanya dengan gadai bpkb mobil, bus, truk dan pembiayaan kredit mobil bekas dp rendah di Adira Finance untuk seluruh wilayah Indonesia.
Untuk informasi selengkapnya, Silahkan hubungi marketing kami berikut ini. Cukup melalui sms atau whatsapp, Kemudian marketing kami akan menghubungi Anda.
Contact : Sukma Dinata ( Marketing Officer )
Tlp/ Sms/ Whatsapp : 081280295839
syarat gadai bpkb mobil - https://www.jaminkanbpkb.com/p/syarat-gadai-bpkb-mobil.html
kredit mobil bekas - https://www.jaminkanbpkb.com/p/leasing-pembiayaan-kredit-mobil-bekas.html
cara gadai bpkb mobil - https://www.jaminkanbpkb.com/p/cara-gadai-bpkb.html
cara mencari modal usaha - https://www.jaminkanbpkb.com/p/cara-mencari-modal-usaha.html
mobil antik paling mahal - https://www.jaminkanbpkb.com/p/mobil-antik.html
Cara menghitung piutang wesel
Sangat membantu.
Simak juga artikel kami tentang umur piutang dan manfaatnya
https://www.krishandsoftware.com/blog/1051/umur-piutang-dan-manfaatnya/